SATUAN
ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Gangguan system persarafan
Sub Pokok Bahasan : Retarasi mental pada keluarga Tn “H”
Sasaran : Keluarga Tn
“H”
Hari/Tanggal : Selasa, 11 Desember 2012
Waktu : 30 menit
Tempat : Di Rumah Tn
“H”
1. Tujuan
a. Tujuan
Instruksional Umum (TIU)
Setelah
dilakukan penyuluhan keluarga mampu memahami tentang keterblakangnan mental (reatardasi mental).
b. Tujuan
Instruksional Khusus (TIK)
Setelah
dilakukan penyuluhan keluarga diharapkan mampu :
1)
Menjelaskan tentang pengertian retardasi mental
2)
Mengetahui tentang penyebab retardasi mental
3)
Mengetahui tanda dan gejala pada anak yang
mengalami retardasi mental
4)
Mengetahui cara mencega retardasi mental
2. Materi
Terlampir
3. Metode
1)
Ceramah
2)
Tanya jawab
4.
Kegiatan belajar mengajar
a. Pembukaan dengan
menjelaskan materi yang akan disampaikan
b. Penjelasan materi
c. Tanya jawab
d. Menyimpulkan materi yang
sudah disampaikan
e. Evaluasi dengan cara
bertanya kepada keluarga
f. penutup
5. Alat
Brosur
6. Evaluasi
a.
Keluarga mampu menjelaskan tentang pengertian retardasi mental 10%
b.
Keluarga mampu mengenal penyebab dari pada retardasi mental 20%
c.
Keluarga mengetahui tentang tanda dan gejalan gizi kurang 20%
d. keluarga mengetahui bagaimana mencegah
retardasi mental 50% +
100%
Lampiran
Retardasi Mental
Definisi
Retardasi Mental
Tn. Yones :
Adalah individu yang mempunyai keterbatasan kepribadian, sehingga menimbulkan kegagalan untuk mengembangkan kapasitas intelektual untuk menjadi seorang yang mandiri
Tn. Yones :
Adalah individu yang mempunyai keterbatasan kepribadian, sehingga menimbulkan kegagalan untuk mengembangkan kapasitas intelektual untuk menjadi seorang yang mandiri
Tn.
Maramis :
Adalah individu dengan intelegensia yang kurang ( Subnormal ), sejak masa perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan dengan gejala utam IQ terbelakang
Adalah individu dengan intelegensia yang kurang ( Subnormal ), sejak masa perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan dengan gejala utam IQ terbelakang
Menurut
PPDGJ III / PSM IV
Adalah individu dengan keadaan :
1. IQ rata-rata 70 / kurang
2. Defisit / gangguan fungsi adaftif sekarang minimal 2 bidang ( Komunikasi, perawatan diri, pendidikan, waktu senggang ( SOS )
3. Onset sebelum usia 18 tahun
Adalah individu dengan keadaan :
1. IQ rata-rata 70 / kurang
2. Defisit / gangguan fungsi adaftif sekarang minimal 2 bidang ( Komunikasi, perawatan diri, pendidikan, waktu senggang ( SOS )
3. Onset sebelum usia 18 tahun
Etiologi
/ Penyebab
1. Faktor bawaan
- Sebab tidak diketahui
- Perkawinan terlalu dekat
- Pertumbuhan otak yang tidak sempurna
- Keturunan
2. Penyakit dalam kandungan
- Infeksi dengan alat
- Darah ibu dan darah janin tidak cocok / RH (+) / RH (-)
- Ibu terlalu banyak sinar roentgen
- Obat – obat untuk ibu
1. Faktor bawaan
- Sebab tidak diketahui
- Perkawinan terlalu dekat
- Pertumbuhan otak yang tidak sempurna
- Keturunan
2. Penyakit dalam kandungan
- Infeksi dengan alat
- Darah ibu dan darah janin tidak cocok / RH (+) / RH (-)
- Ibu terlalu banyak sinar roentgen
- Obat – obat untuk ibu
3.
Kekerasan Dalam Kandungan
- Lahir dengan alat
- Lahir kesulitan nafas
- Lahir lama / pinggul sempit
- Bayi lahir prematur
- Lahir dengan alat
- Lahir kesulitan nafas
- Lahir lama / pinggul sempit
- Bayi lahir prematur
4.
Penyakit waktu anak – anak
- Radang selaput otak & otak
- Kekerasan pada kepala
- Sakit fisik lama
- Kekurangan gizi
- Radang selaput otak & otak
- Kekerasan pada kepala
- Sakit fisik lama
- Kekurangan gizi
Patokan
Sosial dalam Masyarakat normal Nama III ( IQ ) Tingkat Patokan Sosial Sangar /
superior > 130 ↑ sekali Bila berguna bagi masy disbt “ Zeni” ( genius )
Terlalu pandai buat sekolah biasa
Superior 100 – 130 ↑ Dapat berfungsi biasa Dapat menyelesaikan PT dg mudah
Normal 86 – 69 Normal Dapat berfungsi biasa Dpt menyelesaikan SLA, sdkt kesukaran di PT
Keadaan bodoh / bebal 68 – 85 Taraf perbatasan Tdk sanggup bersaing dlm mencari nafkah Beberpa kali tdk naik kelas di SD
Superior 100 – 130 ↑ Dapat berfungsi biasa Dapat menyelesaikan PT dg mudah
Normal 86 – 69 Normal Dapat berfungsi biasa Dpt menyelesaikan SLA, sdkt kesukaran di PT
Keadaan bodoh / bebal 68 – 85 Taraf perbatasan Tdk sanggup bersaing dlm mencari nafkah Beberpa kali tdk naik kelas di SD
Debitasi
( Keadaan tolol ) 52 – 67 RM ringan Dpt mencari nafkah dgn baik secara
sederhana Dapat dilatih & dididik di sekolah khusus
Imesilitas 66 – 51 RM sedang Mengenal bahaya, tdk dpt mencari nafkah Tidak dpt dididik, dapat dilatih
Idiosi ( Keadaan Pandir ) < 20 RM sangat berat Tdk mengenal bahaya, tidak dpt mengurus diri sendiri Tidak dapat dilatih. Tidak dpt dididik
Imesilitas 66 – 51 RM sedang Mengenal bahaya, tdk dpt mencari nafkah Tidak dpt dididik, dapat dilatih
Idiosi ( Keadaan Pandir ) < 20 RM sangat berat Tdk mengenal bahaya, tidak dpt mengurus diri sendiri Tidak dapat dilatih. Tidak dpt dididik
Ciri Perkembangan
Penderita RM
Tingkat
RM Umur Prasekolah 0-5 th
Pemtangan dan perkembangan Umur sekolah 6-20th. Latihan & pendidikan Masa Dewasa : 21 th / lebih
Berat sekali Rm berat kemampuan minimal u/ berfungsi dlm bidang sensorik, motorik, membutuhkan perawatan Perkembangan motorik sedikit, dpt bereaksi terhadap latihan mengurus diri sendiri secra miinimall / terbatas
Pemtangan dan perkembangan Umur sekolah 6-20th. Latihan & pendidikan Masa Dewasa : 21 th / lebih
Berat sekali Rm berat kemampuan minimal u/ berfungsi dlm bidang sensorik, motorik, membutuhkan perawatan Perkembangan motorik sedikit, dpt bereaksi terhadap latihan mengurus diri sendiri secra miinimall / terbatas
Berat
Perkembangan motorik kurang berbicara, minimal, pada umumnya tidak dapat
dilatih mengurus diri, keterampilan komunikasi tidak ada atau hanya sedikit
sekali Dpt berbicara atau belajar berkomunikasi, dpat dilatih dalam keadaan
kebiasaan. Kesehatan dasar dapat dilatih
Sedang Perkembangan motorik lengkap, dapat belajar mengurus diri sendiri, dpt diatur dengan pengungsian sedang Lewat kelas 2SD dlm mata pelajaran akademik dapat belajar, bepergian sendirian ditempat yang sdh dikenal
Ringan Dapat mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi keterbelakngan minimal dalam bidang sensor motorik, sering tidak dapat dibedakan dari normal sehingga usia lebih tua Dapat belajar keterampilan akademik sampai kira – kira kelas 6 pada umur belasan tahun ( dekat umur 20 th ) konformitas social
Sedang Perkembangan motorik lengkap, dapat belajar mengurus diri sendiri, dpt diatur dengan pengungsian sedang Lewat kelas 2SD dlm mata pelajaran akademik dapat belajar, bepergian sendirian ditempat yang sdh dikenal
Ringan Dapat mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi keterbelakngan minimal dalam bidang sensor motorik, sering tidak dapat dibedakan dari normal sehingga usia lebih tua Dapat belajar keterampilan akademik sampai kira – kira kelas 6 pada umur belasan tahun ( dekat umur 20 th ) konformitas social
Pencegahan
Karena penyembuhan dari retardasi mental ini boleh dikatakan
tidak ada sebab kerusakan dari sel-sel otak tidak mungkin fungsinya dapat
kembali normal maka yang penting adalah pencegahan primer yaitu usaha yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit. Dengan memberikan perlindungan
terhadap penyakit-penyakit yang potensial dapat menyebabkan retardasi mental,
misalnya melalui imunisasi. Konseling perkawinan, pemeriksaan kehamilan yang
rutin, nutrisi yang baik selama kehamilan dan bersalin pada tenaga kesehatan
yang berwenang maka dapat membantu menurunkan angka kejadian retardasi mental.
Demikian pula dengan mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan kerja,
memberikan pendidikan yang baik, memperbaiki sanitasi lingkungan, meningkatkan
gizi keluarga akan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Dengan adanya
program BKB ( Bina Keluarga dan Balita ) yang merupakan stimulasi mental dini
dan bisa dikembangkan juga deteksi dini maka dapat mengoptimalkan perkembangan
anak.
Diagnosis dini sangat penting dengan melakukan skrining
sedini mungkin terutama pada tahun pertama maka dapat dilakukan intervensi yang
dini pula. Misalnya diagnosis dini dan terpi dini hipotiroid dapat memperkecil
kemungkinan retardasi mental. Deteksi dan intervensi dini pada retardasi mental
sangat membantu memperkecil retardasi yang terjadi. Konsep intervensi pada
retardasi mental yang berdasarkan pemikiran bahwa intervensi dapat merubah
status perkembangan anak. Makin sering dan makin dini intervensi dilakukan,
maka makin baik hasilnya. Tetapi makin berat tingkat kecacatan maka hasil yang
dicapai juga makin kurang. Hasil akhir suatu intervensi adalah makin dini dan
teratur suatu intervensi yang diberikan makin baik hasilnya sehingga agak
mengurangi kecacatannya. Namun pada anak yang penyebabnya sangat kompleks,
latar belakang social dan kebiasaan yang kurang baik dan intervensi yang tidak
teratur maka hasilnya juga tidak memuaskan.
Sumber :
2. file:///E:/tingkat%20II%20akper%20muh.%20mks/semester%20IV/Forder%20internet/retardasi-mental.html
3. file:///E:/tingkat%20II%20akper%20muh.%20mks/semester%20IV/Forder%20internet/retardasi%20mental.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar