Senin, 07 Januari 2013

PROMKES- SAP (Retradasi Mental)



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan                   : Gangguan system persarafan
Sub Pokok Bahasan           : Retarasi mental pada keluarga Tn “H”
Sasaran                                 : Keluarga Tn “H”
Hari/Tanggal                         : Selasa, 11 Desember 2012
Waktu                                     : 30 menit
Tempat                                   : Di Rumah Tn “H”
1. Tujuan
a.    Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga mampu memahami tentang keterblakangnan mental (reatardasi mental).
b.    Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga diharapkan mampu :
1)    Menjelaskan tentang pengertian retardasi mental
2)    Mengetahui tentang penyebab retardasi mental
3)    Mengetahui tanda dan gejala pada anak yang mengalami retardasi mental
4)    Mengetahui cara mencega retardasi mental
2. Materi
            Terlampir
3. Metode
1)    Ceramah
2)    Tanya jawab
4.    Kegiatan belajar mengajar
a. Pembukaan dengan menjelaskan materi yang akan disampaikan
b. Penjelasan materi
c. Tanya jawab
d. Menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
e. Evaluasi dengan cara bertanya kepada keluarga
f. penutup
5. Alat
Brosur
6. Evaluasi
a. Keluarga mampu menjelaskan tentang pengertian retardasi mental        10%
b. Keluarga mampu mengenal penyebab dari pada retardasi mental           20%
c. Keluarga mengetahui tentang tanda dan gejalan gizi kurang                    20%
d. keluarga mengetahui bagaimana mencegah retardasi mental                  50% +
                                                                                                                        100%





















Lampiran
Retardasi Mental
Definisi Retardasi Mental
Tn. Yones :
Adalah individu yang mempunyai keterbatasan kepribadian, sehingga menimbulkan kegagalan untuk mengembangkan kapasitas intelektual untuk menjadi seorang yang mandiri
Tn. Maramis :
Adalah individu dengan intelegensia yang kurang ( Subnormal ), sejak masa perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan dengan gejala utam IQ terbelakang
Menurut PPDGJ III / PSM IV
Adalah individu dengan keadaan :
1. IQ rata-rata 70 / kurang
2. Defisit / gangguan fungsi adaftif sekarang minimal 2 bidang ( Komunikasi, perawatan diri, pendidikan, waktu senggang ( SOS )
3. Onset sebelum usia 18 tahun
Etiologi / Penyebab
1. Faktor bawaan
- Sebab tidak diketahui
- Perkawinan terlalu dekat
- Pertumbuhan otak yang tidak sempurna
- Keturunan
2. Penyakit dalam kandungan
- Infeksi dengan alat
- Darah ibu dan darah janin tidak cocok / RH (+) / RH (-)
- Ibu terlalu banyak sinar roentgen
- Obat – obat untuk ibu
3. Kekerasan Dalam Kandungan
- Lahir dengan alat
- Lahir kesulitan nafas
- Lahir lama / pinggul sempit
- Bayi lahir prematur
4. Penyakit waktu anak – anak
- Radang selaput otak & otak
- Kekerasan pada kepala
- Sakit fisik lama
- Kekurangan gizi
Patokan Sosial dalam Masyarakat normal Nama III ( IQ ) Tingkat Patokan Sosial Sangar / superior > 130 ↑ sekali Bila berguna bagi masy disbt “ Zeni” ( genius ) Terlalu pandai buat sekolah biasa
Superior 100 – 130 ↑ Dapat berfungsi biasa Dapat menyelesaikan PT dg mudah
Normal 86 – 69 Normal Dapat berfungsi biasa Dpt menyelesaikan SLA, sdkt kesukaran di PT
Keadaan bodoh / bebal 68 – 85 Taraf perbatasan Tdk sanggup bersaing dlm mencari nafkah Beberpa kali tdk naik kelas di SD
Debitasi ( Keadaan tolol ) 52 – 67 RM ringan Dpt mencari nafkah dgn baik secara sederhana Dapat dilatih & dididik di sekolah khusus
Imesilitas 66 – 51 RM sedang Mengenal bahaya, tdk dpt mencari nafkah Tidak dpt dididik, dapat dilatih
Idiosi ( Keadaan Pandir ) < 20 RM sangat berat Tdk mengenal bahaya, tidak dpt mengurus diri sendiri Tidak dapat dilatih. Tidak dpt dididik
Ciri Perkembangan Penderita RM
Tingkat RM Umur Prasekolah 0-5 th
Pemtangan dan perkembangan Umur sekolah 6-20th. Latihan & pendidikan Masa Dewasa : 21 th / lebih
Berat sekali Rm berat kemampuan minimal u/ berfungsi dlm bidang sensorik, motorik, membutuhkan perawatan Perkembangan motorik sedikit, dpt bereaksi terhadap latihan mengurus diri sendiri secra miinimall / terbatas
Berat Perkembangan motorik kurang berbicara, minimal, pada umumnya tidak dapat dilatih mengurus diri, keterampilan komunikasi tidak ada atau hanya sedikit sekali Dpt berbicara atau belajar berkomunikasi, dpat dilatih dalam keadaan kebiasaan. Kesehatan dasar dapat dilatih
Sedang Perkembangan motorik lengkap, dapat belajar mengurus diri sendiri, dpt diatur dengan pengungsian sedang Lewat kelas 2SD dlm mata pelajaran akademik dapat belajar, bepergian sendirian ditempat yang sdh dikenal
Ringan Dapat mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi keterbelakngan minimal dalam bidang sensor motorik, sering tidak dapat dibedakan dari normal sehingga usia lebih tua Dapat belajar keterampilan akademik sampai kira – kira kelas 6 pada umur belasan tahun ( dekat umur 20 th ) konformitas social
Pencegahan
Karena penyembuhan dari retardasi mental ini boleh dikatakan tidak ada sebab kerusakan dari sel-sel otak tidak mungkin fungsinya dapat kembali normal maka yang penting adalah pencegahan primer yaitu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit. Dengan memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang potensial dapat menyebabkan retardasi mental, misalnya melalui imunisasi. Konseling perkawinan, pemeriksaan kehamilan yang rutin, nutrisi yang baik selama kehamilan dan bersalin pada tenaga kesehatan yang berwenang maka dapat membantu menurunkan angka kejadian retardasi mental. Demikian pula dengan mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan kerja, memberikan pendidikan yang baik, memperbaiki sanitasi lingkungan, meningkatkan gizi keluarga akan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Dengan adanya program BKB ( Bina Keluarga dan Balita ) yang merupakan stimulasi mental dini dan bisa dikembangkan juga deteksi dini maka dapat mengoptimalkan perkembangan anak.
Diagnosis dini sangat penting dengan melakukan skrining sedini mungkin terutama pada tahun pertama maka dapat dilakukan intervensi yang dini pula. Misalnya diagnosis dini dan terpi dini hipotiroid dapat memperkecil kemungkinan retardasi mental. Deteksi dan intervensi dini pada retardasi mental sangat membantu memperkecil retardasi yang terjadi. Konsep intervensi pada retardasi mental yang berdasarkan pemikiran bahwa intervensi dapat merubah status perkembangan anak. Makin sering dan makin dini intervensi dilakukan, maka makin baik hasilnya. Tetapi makin berat tingkat kecacatan maka hasil yang dicapai juga makin kurang. Hasil akhir suatu intervensi adalah makin dini dan teratur suatu intervensi yang diberikan makin baik hasilnya sehingga agak mengurangi kecacatannya. Namun pada anak yang penyebabnya sangat kompleks, latar belakang social dan kebiasaan yang kurang baik dan intervensi yang tidak teratur maka hasilnya juga tidak memuaskan.
Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar