DAFTAR
ISI
Kata
pengantar. …………………………………………………………. iv
Daftar
isi ………………………………………………………….. iiv
Bab
I : A. Pendahuluan………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………. 1
C. Tujuan dan Manfaat…………………………………………… 2
Bab
II : A.Trombus…………………………………………………………. 3
B. Emboli………………………………………………………….. 10
Bab
III : Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 13
B. Saran …………………………………………………………… 13
Daftar
pustaka……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A .Latar
Belakang
Teman sejawat, anda harus berhati-hati pada keadaan
terjadinya trombosis dan embolisis pada pembuluh darah. Untuk mengetahui lebih
jelasnya, apa itu trombus dan emboli. Berikut paparan singkatnya, dan
mekanismenya akan kami jelaskan dalam makalah ini. Trombus merupakan suatu
unsur benda yang tersusun dari unsur-unsur darah didalam pembuluh darah atau
jantung sewaktu masih hidup. Unsur-unsur tersebut adalah trombosit, fibrin,
eritrosit, dan leukosit. Adanya thrombus ini dapat menyebabkan penyumbatan pada
pembuluh darah.
Trombus terbentuk melaui proses yang dinamakan dengan
thrombosis. Trombosis terjadi ketika trombosit melekat pada permukaan endotel
pembuluh atau jantung. Semakin banyak darah yang mengalir, maka trombosit yang
melekat pada daerah tersebut akan semakin banyak. Trombosis dapat saling
melekat sehingga nantinya terbentuk massa yang menonjol ke dalam saluran
pembuluh darah yang dikenal dengan trombus.
Sedangkan emboli adalah suatu benda asing yang tersangkut pada suatu
tempat dalam sirkulasi darah. Benda tersebut ikut terbawa oleh aliran darah,
dan berasal dari suatu tempat lain daripada susunan sirkulasi darah. Embolus
(95 %) berasal dari trombus. Proses terbentuknya embolus disebut embolisme.
B .Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas adapun rumusan masalahnya
sebagai berikut :
a.
Apa itu trombus dan emboli ?
b.
Bagaimana etiologi dan patogenesis dari trombus dan emboli ?
c.
Bagaimana morfologi trombus dan emboli ?
d.
Apa akibat dari trombus dan emboli ?
e.
Bagaimana manifestasi klinik dari keduanya ?
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
a. Untuk
mengetahui defenisi trombus dan emboli.
b.Untuk
mengetahui etiologi dan patogenesis dari trombus dan emboli.
c.
Untuk mengetahui morfologi dari trombus dan emboli.
d. Untuk
mengetahui akibat keduanya.
e. Untuk
mengetahui manifestasi klinik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TROMBUS
1. Pengertian
Trombus
merupakan suatu unsur benda yang tersusun dari unsur-unsur darah didalam
pembuluh darah atau jantung sewaktu masih hidup. Unsur-unsur tersebut adalah
trombosit, fibrin, eritrosit, dan leukosit. Adanya thrombus ini dapat
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah.
Trombus
terbentuk melaui proses yang dinamakan dengan thrombosis. Trombosis terjadi
ketika trombosit melekat pada permukaan endotel pembuluh atau jantung. Semakin
banyak darah yang mengalir, maka trombosit yang melekat pada daerah tersebut
akan semakin banyak. Trombosis dapat saling melekat sehingga nantinya terbentuk
massa yang menonjol ke dalam saluran pembuluh darah yang dikenal dengan
trombus.
Proses
PembentukanThrombus (Gambar dari
http://drhasan.files.wordpress.com/2009/01/capture2.jpg)
Ketika darah mengalir dengan cepat, trombus yang terbentuk akan terlepas dari dinding pembuluh, tetapi kemudian diganti lagi oleh trombosit lain yang akan menyebakan munculnya trombus kembali. Trombus ini dapat terbentuk pada arteri, vena maupaun jantung. Trombus ini ada yang mengandung sarang-sarang kuman (septic thrombus), ada juga yang steril.
2. Penyebab Terbentuknya Trombus
Jika terjadi
kerusakan pada jaringan endotel, maka akan terjadi perubahan potensial listrik
pada permukaan sel endothelium.Perubahan pada permukaan endotel.
Jika
terjadi kerusakan pada jaringan endotel, maka akan terjadi perubahan potensial
listrik pada permukaan sel endothelium. Perubahan potensial listrik ini
menyebabkan trombosit mudah melekat pada endotel
Perubahan
aliran darah
Ketika
aliran darah melambat maka trombosit akan menepi sehingga mudah melekat pada
dinding pembuluh darah
Perubahan
pada konstitusi darah
Trombosit
dalam jumlah yang lebih banyak akan lebih memudahkan terbentuknya trombus
karena trombosit lebih mudah berlekatan satu sama lain.
3. Macam-Macam Thrombus
— Occlusive
trombus, yaitu trombus yang menyebabkan lumen (isi) pembuluh tersumbat.
— Propagating
trombus, yaitu massa yang dibentuk sepanjang pembuluh yang tersumbat. Trombus
ini merupakan perpanjangan dari occlusive trombus.
— Saddle/riding
trombus merupakan trombus yang memanjang dan masuk kedalam cabang pembuluh
— Mural/parietal
trombus adalah trombus yang hanya berupa bercak yang melekat pada dinding
pembuluh darah dan tidak menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.
— Pedinculated
trombus adalah trombus mural dalam jantung yang bertangkai panjang
4. Etiologi dan Patogenesis
a. Pembentukan
trombus dapat terjadi apabila aliran darah melalui suatu pembuluh berlangsung
lambat, yang merupakan penyebab mengapa sebagian besar trombus terbentuk di
bagian vena yang bertekanan rendah, tempat di mana trombosit dan faktor –
faktor pembekuan dapat berkumpul dan melekat ke dinding pembuluh.
Tiga kelompok faktor biasanya mencegah pembentukan trombus yang tidak normal,
yaitu : Sistem pembuluh normal mempunyai lapisan sel endotel yang
lunak dan licin sehingga trmbosit dan fibrin tidak mudah melekat
b. Aliran darah normal dalam sistem pembuluh
merupakan aliran yang sangat deras sehingga trombosit tidak terlempar
kepermukaan dinding pembuluh.
c. Mekanisme pembekuan mempunyai sejumah
pengaturan dan keseimbangan kimia yang mengatur pembentukan bekuan
Terdapat tiga keadaan dasar dimana bekuan terbentuk
secara tidak normal, yaitu :
a. Adanya kelainan dinding dan lapisan
pembuluh
b. Kelainan aliran darah
c. Peningkatan daya koagulasi darah
sendiri
Aliran darah pada daerah arteri merupakan aliran
tekananan tinggi dengan kecepatan tinggi dan arteri sendiri bertanding agak
tebal dan tidak mudah berubah bentuk. Karena alasan inilah maka penyebab
tersering trombosis arteri adalah penyakit pada lapisan dan dinding arteri atau
biasa disebut aterosklorosis. Pada daerah vena, aliran vena merupakan aliran
bertekanan rendah dan kecepatannya relatif rendah, dan vena berdinding cukup tipis
sehingga mereka dengan mudahnya dapat berubah bentuk oleh tekanan-tekanan dari
luar.karena alasan ini, maka penyebab tersering trombosis vena berkaitan dengan
berkurangnya aliran darah.
5. Morfologi
Thrombus terdiri dari berbagai kombinasi antara
agregasi trombosit, endapan fibrin, dan sel darah merah serta leukosit yang
terjaring. Konfigurasi yang tepat dari trombus bergantung pada keadaan dimana
thrombus tersebut terbentuk.
Jika thrombus mulai terbentuk dalam aliran darah,
unsur pertama yang paling penting adalah gumpalan trobosit yang melekat pada
endotel. Hal ini dapat terjadi karena aliran daerah yang abnormal memungkinkan
trombosit berdiam pada endotel atau terlempar ke endotel. Hal ini dapat terjadi
karena lapisan endotel menjadi kasar, sehingga menimbulkan nidus untuk agregasi
trombosit. Sewaktu trombosit mengalami agregasi, mereka melepaskan zat-zat yang
menimbulkan pengendapan fibrin, sehingga dengan segera agregasi trombosit
dikelilingi oleh fibrin dan menjaring sel darah merah. Gelombang peristiwa yang
berturut semacam ini dapat mengakibatkan struktur trombus yang komplek dan
bertulang. Sebaliknya, jika thrombus terbentuk dalam pembuluh dimana aliran
darahnya telah berhenti, maka gumpalan darahnya hanya terdiri dari jalinan
difus fibrin yang menangkap unsur-unsur darah kurang lebih secara homogeny.
Tetapi berbeda dengan proses yang baru saja dijelaskan, bekuan postmortem
terjadi dengan agak lambatsehingga unsur-unsur darah yang terbentuk
berlapis-lapis sebelum bekuan mengeras, sehingga sel-sel darah merah, sel-sel
darah putih, dan fibrin terpisah. Bekuan postmortem semacam itu cenderung
elastis dari trombus sejati dan jauh lebih jarang melekat pada dinding
pembuluh. Perbedaan ini dapat menjadi penting pada saat otopsi.
Secara harfiah trombus dapat terjadi dalam tiap bagian
system kardiovaskuler akibat berbagai sebab, yakni:
a. Menurunnya
laju aliran melalui vena-vena, selanjutnya sekunder akibat kehilangan daya pompa aktifitas otot yang diperberat
oleh penyumbatan sirkulasi parifer berkaitan dengan kegagalan jantung kronik.
b. Infeksi
bakteri pada katub, dan thrombus tersebut disebut vegetas
c. Hipokinesis
dari dinding jantung yang disebabkan oleh penyakit atau kematian dari
miokandrium yang ada dibawahnya.
Penebalan dinding arteri dan dinding arteri kasar yang
disebabkan oleh penyakit (aterosklerosis) dan merupaan faktor presipitasi
terjadinya trombosit.
6. Akibat
Jika arteri tersumbat oleh trombus, maka
jaringan yang disuplai oleh arteri itu akan kehilangan suplai darah. Trombus
dapat terbentuk akibat cedera dinding pembuluh, karena cedera sel endotel akan
menarik trombosit dan mediator-mediator peradangan lainnya ke daerah tersebut.
Akibatnya dapat timbul kelainan fungsi jaringan sampai kematian jaringan atau
kematian penderita akibat dari trombus vena agak berlainan.
Adapun
gangguan pada pembuluh arteri yang lain yaitu :
a. Berupa lesi
diabetik yang menyerang kapiler pada ginjal, retina, dan akstremitas. Hal ini menerangkan gejala –
gejala diabetes.
b. Varices
sebagai gangguan pembuluh darah timbul bila terjadi kelemahan dinding vena
dimana darah tertahan lama disitu oleh pengaruh gravitasi.
c. Penyakit
pada vena yang berupa penyumbatan yang berat adalah sindrom vena kafa superior.
Hal ini sering terjadi pada kanker paru-paru.
d. Penyakit jantung koroner hampir selalu sebagai
akibat di ateroskerosis. Faktor resiko nya adalah hiper kolesterol,penyakit
DM,kegemukan,kurang bergerak dan lebih sering pada pria dan lansia.
7. Manifestasi Klinik
Di klinik
gejala yang nampak adalah pemeriksaan kadar kreatin, Tropanin dan LDH dalam
darah.
Pengobatannya
terdiri dari istirahat total di tempat tidur, obat penghilang nyeri dan obat
jantung untuk mencegah pembentukan trombus membatasi luasnya infard. Komplikasi
yang sering ditemukan adalah gangguan irama jantung serta gagal jantung.
B . EMBOLI
1. Pengertian
Emboli yaitu
suatu benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam sirkulasi darah.
Embolus dapat berasal dari trombus dalam jantung, trombus dalam vena serta
trombus dalam arteri
Embolus
dapat berupa :
1. Benda padat
yang berasal dari trombus, sel tumor yang lepas ataupun dari kelompok bakteri
atau jaringan.
2. Benda cair
yang berasal dari zat lemak maupun cairan amnion
3. Benda gas,
dapat berasal dari udara, nitrogen dalam C02
2. Etiologi dan Patogenesis
Emboli dalam tubuh terutama berasal dari trombus vena,
paling sering pada vena profunda di tungkai dan panggul. Jika fragmen
trombus terlepas dan terbawa aliran darah, maka fragmen tersebut akan masuk ke
vena cava dan kemudian ke jantung kanan. Fragmen ini tidak tersangkut selama
dalam perjalanan karena pembuluh dan ruangan jantung ukurannya besar.
Darah akan meninggalkan ventrikel kanan mengalir ke cabang utama arteri
pulmonalis, kemudian ke cabang arteri pulmonalis kanan dan kiri, selanjutnya ke
cabang-cabang pembuluh darah yang lebih kecil. Karena keadaan anatomi ini,
emboli yang berasal dari thrombus vena biasanya berakhir sebagai emboli arteri pulmonalis. Jika
fragmen trombus yang sangat besar menjadi emboli, maka sebagian besar suplay
arteri pulmonalis dapat tersumbat dengan mendadak.
Embolus menyebabkan obstruksi aliran darah. Sebagian
besar emboli adalah bekuan darah (tromboemboli) yang terlepas dari tempat
primernya. Sumber lain embolus adalah lemak yang dilepaskan pada waktu suatu
tulang panjang patah atau dibentuk sebagai respons terhadap trauma fisik. Udara
dan sel-sel tumor juga dapat berfungsi sebagai embolus untuk menghambat aliran
darah.
3. Morfologi
Embolus yang berasal dari vena –vena tungkai mengalir
dalam sistem vena ke vena kava dan sisi kanan jantung. Dari sini, embolus
masuk ke arteri dan arteriol paru, bertemu dengan kapiler paru dan
terperangkap. Embolus arteri biasanya terbentuk di jantung, baik dari trombus
yang lepas atau akibat infark miokardium.
Emboli yang menyangkut pada sirkulasi arterial berasal
dari bagian kiri sistem sirkulasi, baik dalam ruang-ruang jantung kiri atau
arteri yang besar. Satu-satunya jalan emboli yang berasal dari sirkulasi vena
yang menyangkut pada arteri adalah menghindari paru-paru melalui defek dalam
septum interatrial atau interventrikular jantung. Keadaan ini dinamakan
embolisme paradoks, dan jarang sekali ditemukan. Emboli arteri paling sering
ditemukan berasal dari intrakardium atau lebih jarang dari trombus intrakardium
atau lebih jarang dari trombus mural dalam aorta atau salah satu cabangnya yang
besar. Gelembung gas pada berbagai keadaan dapat menjadi emboli.
Pada embolisme udara massif, “bolus” udara yang besar
masuk bagian kanan jantung, dan pada otopsi terlihat massa busa udara yang
besar dan darah yang meregangkan jantung dan pembuluh paru-paru.
Sesuai dengan namanya, emboli ini terdiri dari
butir-butir lemak, cenderung terbentuk di dalam sirkulasi setelah trauma.
Tempat penyumbatan adalah mikrosirkulasi paru-paru. Embolisme lemak ringan
mungkin timbul sebagian besar setelah tindakan pembedahan dimana jaringan lemak
diinsisi, memungkinkan bahan lipid masuk pembuluh darah. Pada keadaan seperti
ini emboli kecil tersebar yang tersangkut dalam paru-paru tidak menimbulkan
gejala dan dapat diabaikan. Pada keadaan ini lipid yang biasanya dibawa dalam
aliran darah bergabung.
Pada keadaan berat, emboli menyangkut pada berbagai
tempat dalam tubuh diluar paru-paru, termasuk kulit, yang lebih penting,
susunan saraf pusat. Pada kedua daerah terakhir ini emboli lemak mikroskopik
disertai dengan perdarahan petekie.
4. Akibat
Emboli paru-paru dengan berbagai ukuran dapat
ditemukan pada sejumlah penderita yang cukup besar yang meninggal setelah
beberapa lama berbaring di tempat tidur, kadang-kadang emboli paru mempercepat
kematian penderita, kadang-kadang hanya bersifat kebetulan. Penyebaran emboli
paru-paru yang berlangsung lama dapat menimbulkan penyumbatan pembebanan
berlebihan dan kegagalan jantung kanan.
Ada juga akibat dari emboli yang lain yaitu penyakit caisson.
Keadaan ini timbul jika seseorang hidup dibawah tekanan atmosfir yang meningkat
seperti dalam sebuah caisson bertekanan atau dalam perlengkapan penyelam
dibawah air. Dalam keadaan ini makin banyak gas atmosfir yang terlarut dalam
darah. Jika terjadi dekompresi yang mendadak, maka akibatnya sama seperti apa
yang terlihat jika sebuah botol soda hangat tiba-tiba dibuka. Banyak sekali
gelembung gas kecil timbul dalam sirkulasi dibawah ke berbagai tempat dalam
tubuh dimana gelembung-gelembung tersebut tersangkut dalam mikrosirkulasi, dan
menyumbat aliran darah kejaringan. Kadang-kadang timbul keadaan yang sama jika
udara atmosfir memasuki pembuluh vena akibat dari kesalahan infus intravena
atau pemasangan kateter, atau kadang-kadang pada tindakan pembedahan jika harus
memotong pembuluh darah besar.
Pada setiap keadaan dimana embolisme lemak cukup
massif, dapat timbul gejala kesukaran bernafas, biasanya dalam satu atau dua
hari pertama setelah trauma.
Di otak, fokus kecil nekrosis mengelilingi setiap
pembuluh yang tersumbat. Pada keadaan yang jarang terjadi ini, embolisme lemak
dapat mematikan, biasanya karena kerusakan otak.
5. Manifestasi Klinik
Pada pasien yang mengalami emboli paru akan melalui
pengobatan. Yaitu dimulai dengan pemberian oksigen dan obat peredanyeri. Oksigen
diberikan untuk mempertahankan konsentrasi oksigen yang normal.
Terapi antikoagulan diberikan untuk mencegah
pembentukan bekuan lebih lanjut dan memungkinkan tubuh untuk secara lebih cepat
menyerap kembali bekuan yang sudah ada. Terapi antikoagulan terdiri dari
heparin (diberikan melalui infus), kemudian dilanjutkan dengan pemberian
warfarin per-oral (melalui mulut). Heparin dan warfarin diberikan bersama
selama 5-7 hari, sampai pemeriksaan darah menunjukkan adanya perbaikan.
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam makalah ini adalah
, bahwa trombus dan emboli merupakan kelainan pada pembuluh darah yang begitu
berbahaya. Karena akibat yang ditimbulkan cukup berbahaya. Pada trombus akan
membuat darah membeku pada dinding pembuluh darah. Sehingga, terjadi gangguan
pada pembuluh arteri seperti pada penyakit jantung koroner, kanker paru-paru,
DM, dan varices. Tetapi, dalam makalah ini tidak hanya menerangkan akibatnya,
melainkan telah dijelaskan etiologi dan patogenesis serta manifestasi kliniknya
pun telah ada.
Adapun pembahasan kedua kami adalah emboli. Di mana,
emboli ini adalah benda asing yang tersangkut dalam sirkulasi darah. Akibat
dari emboli yaitu emboli paru, penyakit caisson, serta bisa menyebabkan
kerusakan otak pada emboli lemak. Seperti halnya pada trombus, emboli juga
memiliki etiologi dan patogenesis.
B .Saran
Akhirnya makalah patologi ini selesai tepat pada
waktunya. Kami mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Terutama , pada etiologi dan patogenesis trombus dan emboli. Semoga bisa
berguna bagi kita terutama para mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2000. Patofisiologi.
Jakarta : EGC.
Price, Sylvia A; Lorraine. 1994. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses
Penyakit.
Jakarta:EGC.
Tamher, Sayuti; Heryati. 2008. Patologi untuk Mahasiswa
Keperawatan
Jakarta :
TIM.
http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/08/emboli-paru.html diakses
tanggal
10 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar