A.
Latar Belakang
Penyakit Buerger
(Tromboangitis Obliterans) merupakan penyakit oklusi pembuluh darah perifer
yang lebih sering terjadi di Asia dibandingkan di Negara-negara barat.Penyakit
ini merupakan penyakit idiopatik, kemungkinan merupakan kelainan pembuluh darah
karena autoimmune, panangitis yang hasil akhirnya menyebabkan stenosis dan
oklusi pada pembuluh darah.
Laporan pertama kasus
Tromboangitis Obliterans telah dijelaskan di Jerman oleh von Winiwarter pada
tahun 1879 dalam artikel yang berjudul “A strange form of endarteritis and
endophlebitis with gangrene of the feet”. Kurang lebih sekitar seperempat abad
kemudian, di Brookline New York, Leo Buerger mempublikasikan penjelasan yang
lebih lengkap tentang penyakit ini dimana ia lebih memfokuskan pada gambaran
klinis dari Tromboangitis Obliterans sebagai “presenile spontaneous gangrene”.
Hampir 100% kasus
Tromboangitis Obliterans (kadang disebut Tromboarteritis Obliterans) atau
penyakit Winiwarter Buerger menyerang perokok pada usia dewasa muda. Penyakit
ini banyak terdapat di Korea, Jepang, Indonesia, India dan Negara lain di Asia
Selatan, Asia tenggara dan Asia Timur.
Prevalensi penyakit Buerger di Amerika Serikat telah menurun selama separuh dekade terakhir, hal ini tentunya disebabkan menurunnya jumlah perokok, dan juga dikarenakan kriteria diagnosis yang lebih baik.Pada tahun 1947, prevalensi penyakit ini di Amerika serikat sebanyak 104 kasus dari 100 ribu populasi manusia. Data terbaru, prevalensi pada penyakit ini diperkirakan mencapai 12,6 – 20% kasus per 100.000 populasi.
Prevalensi penyakit Buerger di Amerika Serikat telah menurun selama separuh dekade terakhir, hal ini tentunya disebabkan menurunnya jumlah perokok, dan juga dikarenakan kriteria diagnosis yang lebih baik.Pada tahun 1947, prevalensi penyakit ini di Amerika serikat sebanyak 104 kasus dari 100 ribu populasi manusia. Data terbaru, prevalensi pada penyakit ini diperkirakan mencapai 12,6 – 20% kasus per 100.000 populasi.
Kematian yang
diakibatkan oleh Penyakit Buerger masih jarang, tetapi pada pasien penyakit ini
yang terus merokok, 43% dari penderita harus melakukan satu atau lebih amputasi
pada 6-7 tahun kemudian. Data terbaru, pada bulan Desember tahun 2004 yang
dikeluarkan oleh CDC publication, sebanyak 2002 kematian dilaporkan di Amerika
Serikat berdasarkan penyebab kematian, bulan, ras dan jenis kelamin
(International Classification of Diseases, Tenth Revision, 1992), telah
dilaporkan total dari 9 kematian berhubungkan dengan Tromboangitis
Obliterans,
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Penyakit Buerger atau
Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit oklusi kronis pembuluh darah
arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang.Terutama mengenai pembuluh
darah perifer ekstremitas inferior dan superior.Penyakit pembuluh darah arteri
dan vena ini bersifat segmental pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat
dalam.
Penyakit buerger merupakan suatu kelainan penyumbatan pembuluh darah yang bersifat inflamatorik dan nonateromatosa, akan mengganggu peredaran darah pada tungkai,kaki, dan kadang-kadang tangan.
Penyakit buerger merupakan suatu kelainan penyumbatan pembuluh darah yang bersifat inflamatorik dan nonateromatosa, akan mengganggu peredaran darah pada tungkai,kaki, dan kadang-kadang tangan.
B. Etiologi
Penyebabnya tidak
jelas, tetapi biasanya tidak ada faktor familial serta tidak ada hubungannya
dengan penyakit Diabetes Mellitus. Penderita penyakit ini umumnya perokok berat
yang kebanyakan mulai merokok pada usia muda, kadang pada usia sekolah
.Penghentian kebiasaan merokok memberikan perbaikan pada penyakit ini.
Walaupun penyebab
penyakit Buerger belum diketahui, suatu hubungan yang erat dengan penggunaan
tembakau tidak dapat disangkal.Penggunaan maupun dampak dari tembakau berperan
penting dalam mengawali serta berkembangnya penyakit tersebut. Hampir sama
dengan penyakit autoimune lainnya, Tromboangitis Obliterans dapat memiliki
sebuah predisposisi genetik tanpa penyebab mutasi gen secara langsung. Sebagian
besar peneliti mencurigai bahwa penyakit imun adalah suatu endarteritis yang
dimediasi sistem imun.
C. Patofisiologi
Pada penyakit buerger,
leukosit polimoffonuklear menginfiltrasi dinding pembuluh arteri dan vena yang
berukuran kecil dan sedang.Dalam lumen pembuluh darah tersebut terbentuk
trombus yang akhirnya akan menimbulkan penyumbatan dan penutupan pada bagian pembuluh
darah ini sehingga aliran darah ke kaki dan tungkai menurun. Penurunan aliran
darah ini dapat menimbulkan ulkus dan, pada akhirnya, gangren.
D. Manifestasi klinis
Gambaran klinis
Tromboangitis Obliterans terutama disebabkan oleh iskemia. Gejala yang paling
sering dan utama adalah nyeri yang bermacam-macam tingkatnya.Pengelompokan
Fontaine tidak dapat digunakan disini karena nyeri terjadi justru waktu
istirahat. Nyerinya bertambah pada waktu malam dan keadaan dingin, dan akan
berkurang bila ekstremitas dalam keadaan tergantung. Serangan nyeri juga dapat
bersifat paroksimal dan sering mirip dengan gambaran penyakit Raynaud.Pada
keadaan lebih lanjut, ketika telah ada tukak atau gangren, maka nyeri sangat
hebat dan menetap.
Manifestasi terdini
mungkin klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) lengkung kaki yang patognomonik
untuk penyakit Buerger.Klaudikasi kaki merupakan cermin penyakit oklusi arteri
distal yang mengenai arteri plantaris atau tibioperonea.Nyeri istirahat iskemik
timbul progresif dan bisa mengenai tidak hanya jari kaki, tetapi juga jari
tangan dan jari yang terkena bisa memperlihatkan tanda sianosis atau rubor,
bila bergantung.Sering terjadi radang lipatan kuku dan akibatnya
paronikia.Infark kulit kecil bisa timbul, terutama pulpa phalang distal yang
bisa berlanjut menjadi gangren atau ulserasi kronis yang nyeri.
Tanda dan gejala lain
dari penyakit ini meliputi rasa gatal dan bebal pada tungkai dan penomena
Raynaud ( suatu kondisi dimana ekstremitas distal : jari, tumit, tangan, kaki,
menjadi putih jika terkena suhu dingin). Ulkus dan gangren pada jari kaki
sering terjadi pada penyakit buerger (gambar 4).Sakit mungkin sangat terasa
pada daerah yang terkena.
Perubahan kulit seperti pada penyakit sumbatan arteri kronik lainnya kurang nyata.Pada mulanya kulit hanya tampak memucat ringan terutama di ujung jari.Pada fase lebih lanjut tampak vasokonstriksi yang ditandai dengan campuran pucat-sianosis-kemerahan bila mendapat rangsangan dingin.Berbeda dengan penyakit Raynaud, serangan iskemia disini biasanya unilateral. Pada perabaan, kulit sering terasa dingin. Selain itu, pulsasi arteri yang rendah atau hilang merupakan tanda fisik yang penting.
Perubahan kulit seperti pada penyakit sumbatan arteri kronik lainnya kurang nyata.Pada mulanya kulit hanya tampak memucat ringan terutama di ujung jari.Pada fase lebih lanjut tampak vasokonstriksi yang ditandai dengan campuran pucat-sianosis-kemerahan bila mendapat rangsangan dingin.Berbeda dengan penyakit Raynaud, serangan iskemia disini biasanya unilateral. Pada perabaan, kulit sering terasa dingin. Selain itu, pulsasi arteri yang rendah atau hilang merupakan tanda fisik yang penting.
Tromboflebitis migran
superfisialis dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum tampaknya gejala
sumbatan penyakit Buerger.Fase akut menunjukkan kulit kemerahan, sedikit nyeri,
dan vena teraba sebagai saluran yang mengeras sepanjang beberapa milimeter
sampai sentimeter di bawah kulit.Kelainan ini sering muncul di beberapa tempat
pada ekstremitas tersebut dan berlangsung selama beberapa minggu.Setelah itu
tampak bekas yang berbenjol-benjol.Tanda ini tidak terjadi pada penyakit arteri
oklusif, maka ini hampir patognomonik untuk tromboangitis obliterans.
Gejala klinis
Tromboangitis Obliterans sebenarnya cukup beragam.Ulkus dan gangren terjadi
pada fase yang lebih lanjut dan sering didahului dengan udem dan dicetuskan
oleh trauma.Daerah iskemia ini sering berbatas tegas yaitu pada ujung jari kaki
sebatas kuku. Batas ini akan mengabur bila ada infeksi sekunder mulai dari
kemerahan sampai ke tanda selulitis.
Perjalanan penyakit
ini khas, yaitu secara bertahap bertambah berat.Penyakit berkembang secara
intermitten, tahap demi tahap, bertambah falang demi falang, jari demi
jari.Datangnya serangan baru dan jari mana yang bakal terserang tidak dapat
diramalkan.Morbus buerger ini mungkin mengenai satu kaki atau tangan, mungkin
keduanya.Penderita biasanya kelelahan dan payah sekali karena tidurnya
terganggu oleh nyeri iskemia.
E.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Ultrasonografi Doppler menunjukkan penurunan sirkulasi di pembuluh perifer.
2. Pletismografi menunjukka lokasi lesi dan menyingkirkan aterosklerosis.
3. Biopsi pembuluh yang diserang bisa memastikan diagnosis.
1. Ultrasonografi Doppler menunjukkan penurunan sirkulasi di pembuluh perifer.
2. Pletismografi menunjukka lokasi lesi dan menyingkirkan aterosklerosis.
3. Biopsi pembuluh yang diserang bisa memastikan diagnosis.
F.
Komplikasi
1. Gangren
1. Gangren
Gangren adalah kematian bagian jaringan
tubuh.Gangren biasanya disebabkan oleh suplai darah tidak adekuat, tetapi
kadang kala disebabkan oleh cedera langsung (gangren traumatik) atau infeksi
(gas gangren – lihat di bawah). Suplai darah yang buruk dapat disebabkan oleh:
• Penekanan pada pembuluh darah (misalnya, turniket, balutan yang terlalu ketat, dan pembengkakan ekstremitas);
• Obstruksi di dalam pembuluh darah yang sehat (misalnya, emboli arteri, kerusakan jaringan akibat suhu rendah, jika kapiler menjadi tersumbat);
• Spasme dinding pembuluh darah (misalnya toksisitas ergot);
• Trombosis yang disebabkan oleh penyakit dinding pembuluh darah (misalnya, arteriosklerosis pada arteri, flebitis pada vena).
Gangren kering terjadi jika aliran darah dari area yang terkena menjadi hitam dan emasiasi.Gangren lembap terjadi jika aliran vena tidak adekuat sehingga jaringan mengalami pembengkakan akibat cairan.
• Penekanan pada pembuluh darah (misalnya, turniket, balutan yang terlalu ketat, dan pembengkakan ekstremitas);
• Obstruksi di dalam pembuluh darah yang sehat (misalnya, emboli arteri, kerusakan jaringan akibat suhu rendah, jika kapiler menjadi tersumbat);
• Spasme dinding pembuluh darah (misalnya toksisitas ergot);
• Trombosis yang disebabkan oleh penyakit dinding pembuluh darah (misalnya, arteriosklerosis pada arteri, flebitis pada vena).
Gangren kering terjadi jika aliran darah dari area yang terkena menjadi hitam dan emasiasi.Gangren lembap terjadi jika aliran vena tidak adekuat sehingga jaringan mengalami pembengkakan akibat cairan.
2.
Ulkus
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit
atau selaput lendir dan Ulkus adalah ke-matian jaringan yang luas dan disertai
invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus
berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan
penyakit DM dengan neuropati perifer.
3.
Kemerahan
4.
Sianosis
Diskolorasi kebiruan pada kulit dan membran
mukosa akibat konsentrasi yang berlebihan hemoglobin tereduksi dalam darah yang
lebih dari 5 g%. (Kamus Kedokteran Dorland).
KONSEP KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
1.
Aktifitas / Istirahat
a. Gejala
Tindakan yang mengeluarkan duduk / berdiri lama. Imobilisasi lama (contoh trauma ortopedik, tirah baring / perawatan di rumah sakit lama, komplikasi kehamilan) : paralisis / kondisi kecacatan berlanjut. Nyeri karena aktivitas / berdiri lama.Lemah / kelemahan pada kaki yang sakit.
a. Gejala
Tindakan yang mengeluarkan duduk / berdiri lama. Imobilisasi lama (contoh trauma ortopedik, tirah baring / perawatan di rumah sakit lama, komplikasi kehamilan) : paralisis / kondisi kecacatan berlanjut. Nyeri karena aktivitas / berdiri lama.Lemah / kelemahan pada kaki yang sakit.
b.
Tanda
Kelemahan umum atau ekstrimitas
Kelemahan umum atau ekstrimitas
2. Sirkulasi
a. Gejala
Riwayat trombosis vena sebelumnya ada varises. Adanya faktor pencetus lain contoh hipertensi (karena kehamilan) diabetes melitus, IM / penyakit katup jantung, cedera serebrovas kuler trombotik.
b. Tanda
Takikardi. Penurunan nadi perifer pada ekstermitas yang sakit (TVD) varises dan pengerasan, gelembung / ikatan vena (trombus) warna kulit / suhu ekstremitas yang sakit (betis/paha) : pucat, dingin, edema (TVD) : merah muda kemerahan, hangat sepanjang vena (superfisial).Tanda hormon positif (bila tak ada tidak berarti TVD)
3. Makanan / Cairan
a. Tanda
Turgor kulit buruk, membran mukosa kering (dehidrasi pencetus untukhiperkoagulasi). Kegemukan (pencetus untuk statis dan tahanan vena pelvis). Edema pada kaki yang sakit (tergantung pada lokasi trombus)
a. Gejala
Riwayat trombosis vena sebelumnya ada varises. Adanya faktor pencetus lain contoh hipertensi (karena kehamilan) diabetes melitus, IM / penyakit katup jantung, cedera serebrovas kuler trombotik.
b. Tanda
Takikardi. Penurunan nadi perifer pada ekstermitas yang sakit (TVD) varises dan pengerasan, gelembung / ikatan vena (trombus) warna kulit / suhu ekstremitas yang sakit (betis/paha) : pucat, dingin, edema (TVD) : merah muda kemerahan, hangat sepanjang vena (superfisial).Tanda hormon positif (bila tak ada tidak berarti TVD)
3. Makanan / Cairan
a. Tanda
Turgor kulit buruk, membran mukosa kering (dehidrasi pencetus untukhiperkoagulasi). Kegemukan (pencetus untuk statis dan tahanan vena pelvis). Edema pada kaki yang sakit (tergantung pada lokasi trombus)
4. Nyeri / Keamanan
Nyeri
a. Gejala
Berdenyut, nyeri tekanan, makin nyeri bila berdiri / bergerak (ekstremitas yang sakit).
b. Tanda
Melindungi ekstremitas yang sakit
Keamanan
a. Gejala
Riwayat cedera langsung / tak langsung pada ekstrimitas / vena (contoh trauma mayor / fraktur, bedah ortopedik / pelvis, kelainan dengan tekanan kepala bayi lama pada vena pelvik, terapi itravena).Adanya keganasan (khususnya pankreas, paru, sistem G1).
b. Tanda : Demam, menggigil.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan vasopasme/gangguan perfusi jaringan yang sakit,iskemik/kerusakan jaringan.
2. Gangguan perkusi jaringan perifer berhubungan dengan penghentian aliran darah arteri.
3. Kurang pengetahuan,kebutuhan belajar mengenai kondisi,kebutuhan pengobatan b.d kurang pengetahuan / tidak mengenal sumber informasi, salah persepsi / salah mengerti
4. Ansietas b/d prosedur tindakan yang akan dilakukan
C. Intervensi
Diagnosa I:Nyeri berhubungan dengan vasopasme/gangguan perfusi jaringan yang sakit,iskemik/kerusakan jaringan.
Tujuan: Nyeri berkurang dan kerusakan jaringan tidak melebar.
Nyeri
a. Gejala
Berdenyut, nyeri tekanan, makin nyeri bila berdiri / bergerak (ekstremitas yang sakit).
b. Tanda
Melindungi ekstremitas yang sakit
Keamanan
a. Gejala
Riwayat cedera langsung / tak langsung pada ekstrimitas / vena (contoh trauma mayor / fraktur, bedah ortopedik / pelvis, kelainan dengan tekanan kepala bayi lama pada vena pelvik, terapi itravena).Adanya keganasan (khususnya pankreas, paru, sistem G1).
b. Tanda : Demam, menggigil.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan vasopasme/gangguan perfusi jaringan yang sakit,iskemik/kerusakan jaringan.
2. Gangguan perkusi jaringan perifer berhubungan dengan penghentian aliran darah arteri.
3. Kurang pengetahuan,kebutuhan belajar mengenai kondisi,kebutuhan pengobatan b.d kurang pengetahuan / tidak mengenal sumber informasi, salah persepsi / salah mengerti
4. Ansietas b/d prosedur tindakan yang akan dilakukan
C. Intervensi
Diagnosa I:Nyeri berhubungan dengan vasopasme/gangguan perfusi jaringan yang sakit,iskemik/kerusakan jaringan.
Tujuan: Nyeri berkurang dan kerusakan jaringan tidak melebar.
INTERVENSI
RASIONAL
o Catat karakteristik nyeri
dan parestesia, periksa tanda-tanda vital pasien.
o Bantu pasien mengidentifikasikan faktor pencetus atau situasi contoh
merokok, terpajan pada dingin dan penanganannya.
o Dorong penggunaan teknik menajemen strees, aktivitas hiburan.
o Rendam area yang sakit pada air hangat.
o Bantu pasien mengidentifikasikan faktor pencetus atau situasi contoh
merokok, terpajan pada dingin dan penanganannya.
o Dorong penggunaan teknik menajemen strees, aktivitas hiburan.
o Rendam area yang sakit pada air hangat.
o Berikan ruangan hangat,
bebas aliran udara,contoh:ventilasi,pendingin ruangan,pertahankan pintu
tertutup sesuai indikasi.
o Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi, siapkan intervensi bedah bila diperlukan o Mengetahui tingkatan nyeri.
o Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi, siapkan intervensi bedah bila diperlukan o Mengetahui tingkatan nyeri.
o Agar pasien memahami
tentang faktor yang mempengaruhi nyeri tersebut
o Digunakan untuk
mengalihkan perhatian klien.
o Air hangat akan membuat pembuluh darah melebar dan itu akan melancarkan aliran darah.
o Menghindarkan infeksi dan menjaga udara tetap panas
o Air hangat akan membuat pembuluh darah melebar dan itu akan melancarkan aliran darah.
o Menghindarkan infeksi dan menjaga udara tetap panas
o Pemberian obat untuk
mengurangi rasa nyeri pada pasien
Diagnosa II: Gangguan perkusi jaringan perifer
berhubungan dengan penghentian aliran darah arteri.
Tujuan:
1. Menunjukkan keseimbangan cairan ditandai dengan hidrasi kulit,edema perifer tidak ada,tekanan darah dalam rentang yang diharapkan,nadi perifer teraba.
2. Menunjukkan perfusi jaringan:perifer ditandai dengan fungsi otot utuh,warna normal,tidak ada nyeri ekstremitas yang terlokalisasi.
INTERVENSI RASIONAL
o Observasi warna kulit bagian yang sakit .
Tujuan:
1. Menunjukkan keseimbangan cairan ditandai dengan hidrasi kulit,edema perifer tidak ada,tekanan darah dalam rentang yang diharapkan,nadi perifer teraba.
2. Menunjukkan perfusi jaringan:perifer ditandai dengan fungsi otot utuh,warna normal,tidak ada nyeri ekstremitas yang terlokalisasi.
INTERVENSI RASIONAL
o Observasi warna kulit bagian yang sakit .
o Catat penurunan nadi.
o Evaluasi sensasi bagian
yang sakit, contoh tajam/ dangkal, panas/dingin.
o Lihat dan kaji kulit untuk ulserasi, lesi, area ganggren.
o Dorong nutrisi dan vitamin yang tepat.
o Lihat dan kaji kulit untuk ulserasi, lesi, area ganggren.
o Dorong nutrisi dan vitamin yang tepat.
o Kolaborasi : berikan obat
sesuai indikasi ( vasodilator), ambil contoh drainase lesi untuk kultur
atau sensitivitas o Untuk melihat sianosis
atau terjadi kemerahan pada kulit.
o Mengidentifikasikan tingkat
keparahan pada penghentian aliran darah arteri.
o Mengetahui tingkat,rasa dan bentuk dari rasa nyeri.
o Melihat berapa lebar bagian yang mengalami ganggren.
o Nutrisi yang tepat dan kebutuhan vitamin yang lengkap akan meningkat sistem imun tubuh.
o Pemberian obat vasodilator membuat pembuluh drah arteri melebar dan melancarkan aliran darah.
o Mengetahui tingkat,rasa dan bentuk dari rasa nyeri.
o Melihat berapa lebar bagian yang mengalami ganggren.
o Nutrisi yang tepat dan kebutuhan vitamin yang lengkap akan meningkat sistem imun tubuh.
o Pemberian obat vasodilator membuat pembuluh drah arteri melebar dan melancarkan aliran darah.
Diagnosa III:Kurang pengetahuan,kebutuhan
belajar mengenai kondisi,kebutuhan pengobatan b.d kurang pengetahuan / tidak
mengenal sumber informasi, salah persepsi / salah mengerti.
Tujuan: Memberi pemahaman tentang proses penyakit.
Tujuan: Memberi pemahaman tentang proses penyakit.
INTERVENSI
RASIONAL
o Berikan informasi pada pasien tentang penyakitnya.
o Dorong menghindari pemajanan pada dingin.
o Pertahankan lingkungan
pada suhu diatas 20,9 0C, hilangkan aliran dingin.
o Tekankan pentingnya menghentikan rokok, berikan informasi pada klinik lokal / kelompok pendukung.
o Tekankan pentingnya menghentikan rokok, berikan informasi pada klinik lokal / kelompok pendukung.
o Bantu pasien untuk membuat
metode menghindari atau mengubah stress,diskusikan teknik relaksasi.
o Tekankan pentingnya melihat tiap hari dan melakukan perawatan kulit yang benar. o Meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakitnya.
o Suhu yang dingin membuat kontriksi pada pembuluh darah dan akan memperberat penyumbatan aliran darah.
o Suhu panas membuat pembuluh darah mempertahankan keadaan dilatasi.
o Agar pasien mengerti dan memahami bahwa rokok merupakan faktor utama terjadinya trombongitis.
o Teknik diktrasi dan relaksasi membuta pasien lebih tenang menyikapi keadaannya.
o Menghindari terjadinya cidera atau luka pada kulit.
o Tekankan pentingnya melihat tiap hari dan melakukan perawatan kulit yang benar. o Meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakitnya.
o Suhu yang dingin membuat kontriksi pada pembuluh darah dan akan memperberat penyumbatan aliran darah.
o Suhu panas membuat pembuluh darah mempertahankan keadaan dilatasi.
o Agar pasien mengerti dan memahami bahwa rokok merupakan faktor utama terjadinya trombongitis.
o Teknik diktrasi dan relaksasi membuta pasien lebih tenang menyikapi keadaannya.
o Menghindari terjadinya cidera atau luka pada kulit.
Diagnosa IV:Ansietas b/d prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
Tujuan: Memberikan pemahaman tentang tindakan yang akan dilakukan.
INTERVENSI RASIONAL
o Jelaskan prosedur dan pentingnya tindakan yang akan dilakukan.
Tujuan: Memberikan pemahaman tentang tindakan yang akan dilakukan.
INTERVENSI RASIONAL
o Jelaskan prosedur dan pentingnya tindakan yang akan dilakukan.
o Observasi tanda-tanda
vital.
o Dampingi pasien selama
prosedur tindakan dilakukan.
o Yakinkan pasien bahwa
tindakan yang akan dilakukan adalah tindakan yang terbaik.
o Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat penenang. o Meningkatkan pengetahuan pasien dan agar pasien memahami tentang tindakan yang akan dilakukan.
o Mengetahui keadaan umum klien.
o Meningkatkan keamanan dan mengurangi rasa takut pasien.
o Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat penenang. o Meningkatkan pengetahuan pasien dan agar pasien memahami tentang tindakan yang akan dilakukan.
o Mengetahui keadaan umum klien.
o Meningkatkan keamanan dan mengurangi rasa takut pasien.
o Mengurangi tingkat
ansietas pada klien.
·
Untuk memberikan
ketenangan dan mengurangi tingkat kecemasannya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan data di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit sindrom buerger merupakan penyakit
oklusi kronis pembuluh darah arteri dan vena yang berukuran kecil dan
sedang,terutama mengenai pembuluh darah perifer ekstremitas inferior dan
superior. Penyakit Tromboangitis Obliterans merupakan kelainan yang mengawali
terjadinya obstruksi pada pembuluh darah tangan dan kaki.Pembuluh darah
mengalami konstriksi atau obstruksi sebagian yang dikarenakan oleh inflamasi
dan bekuan sehingga mengurangi aliran darah ke jaringan. Penderita penyakit ini
umumnya perokok berat yang kebanyakan mulai merokok pada usia muda, kadang pada
usia sekolah.Penghentian kebiasaan merokok memberikan perbaikan pada penyakit
ini.
B.
SARAN
Sebagai seorang mahasiswa terutama dalam bidang kesehatan, sebaiknya kita menghindari yang namanya merokok.Karena merokok ini dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya penyakit sindrom buerger yang akan berakibat fatal bagi kita,utamanya juga untuk yang perokok berat. Selain itu sebaiknya kita memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan buruk mereka yang dapat menjadi faktor pemicu terjadinya penyakit ini.
Sebagai seorang mahasiswa terutama dalam bidang kesehatan, sebaiknya kita menghindari yang namanya merokok.Karena merokok ini dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya penyakit sindrom buerger yang akan berakibat fatal bagi kita,utamanya juga untuk yang perokok berat. Selain itu sebaiknya kita memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan buruk mereka yang dapat menjadi faktor pemicu terjadinya penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
Baughman,Diane
C.2000.Keperawatan Medikal-Bedah.Jakarta:EGC.
Doengoes Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan dan Pedoman Untuk perencanaan dan Pendokumentasian perawatan pasien.Edisi 3. Jakarta:EGC.
Judith M.Wilkinson.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC.Jakarta:EGC.
Jennifer P.Kowalak,William Welsh, Brenna Mayer.2001.Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta:EGC.
Sjamsuhidajat.R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu bedah, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2005.
Tim Penerjemah EGC. 1996. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://texbuk.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-klien-dengan-buerger.html#ixzz26MVsml30
http://yosuapenta.multiply.com/journal/item/8/SindromBuerger?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://www.scribd.com/doc/70803009/Buku-Ajar-Kardiovaskuler-Rev
Doengoes Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan dan Pedoman Untuk perencanaan dan Pendokumentasian perawatan pasien.Edisi 3. Jakarta:EGC.
Judith M.Wilkinson.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC.Jakarta:EGC.
Jennifer P.Kowalak,William Welsh, Brenna Mayer.2001.Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta:EGC.
Sjamsuhidajat.R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu bedah, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2005.
Tim Penerjemah EGC. 1996. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://texbuk.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-klien-dengan-buerger.html#ixzz26MVsml30
http://yosuapenta.multiply.com/journal/item/8/SindromBuerger?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://www.scribd.com/doc/70803009/Buku-Ajar-Kardiovaskuler-Rev
Tidak ada komentar:
Posting Komentar